Waspada Leptospirosis Musim Hujan

Kamis, 5 Desember 2024 07:29

Musim hujan tiba, ancaman leptospirosis meningkat. Pelajari cara pencegahan efektif lewat artikel ini, mulai dari kebersihan lingkungan hingga penanganan gejala.

illustration Leptospirosis Illustration leptospirosis

Musim hujan telah tiba, membawa serta ancaman leptospirosis. Meskipun belum ada lonjakan kasus signifikan di Yogyakarta, kewaspadaan tetap penting. Tujuh kasus, termasuk satu kematian, telah tercatat hingga November 2024 oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Artikel ini akan membahas langkah-langkah pencegahan leptospirosis yang dapat kita lakukan.

Jaga Kebersihan Lingkungan

Sampah, terutama sisa makanan yang tergenang air, menjadi tempat berkembang biak tikus pembawa bakteri Leptospira. Kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Bersihkan secara rutin untuk meminimalisir risiko.

Cuci Tangan dengan Sabun

Mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas di area yang berpotensi terpapar air terkontaminasi, seperti sungai atau selokan, sangat penting. Ini membantu mencegah bakteri Leptospira masuk ke tubuh.

Kenali Gejala Leptospirosis

Waspadai gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot (khususnya betis dan paha), mata kuning, kemerahan dan iritasi kulit, serta diare. Segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika pekerjaan Anda berhubungan dengan air yang berpotensi tercemar urine tikus.

Hindari Genangan Air

Genangan air hujan berisiko terkontaminasi urine tikus yang mengandung bakteri Leptospira. Hindari berjalan atau bermain di genangan air untuk mengurangi risiko infeksi.

Waspada terhadap Tikus

Survei awal tahun 2024 oleh Dinkes Kota Yogyakarta menemukan tikus positif bakteri Leptospira. Pengendalian populasi tikus menjadi hal krusial dalam upaya pencegahan leptospirosis.

Bagaimana Leptospirosis Menular?

Leptospirosis menular melalui kontak dengan air yang terkontaminasi urine tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bakteri ini masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka atau selaput lendir.

Apa Saja Gejala Leptospirosis?

Gejala leptospirosis meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot (khususnya di betis dan paha), mata kuning, ruam kulit, dan diare. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera periksa ke fasilitas kesehatan.

Bagaimana Cara Mencegah Leptospirosis?

Pencegahan leptospirosis dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan secara teratur setelah kontak dengan air yang berpotensi tercemar, menghindari genangan air, dan waspada terhadap tikus.

Mengapa Kebersihan Lingkungan Penting dalam Pencegahan Leptospirosis?

Kebersihan lingkungan sangat penting karena sampah yang menumpuk dan tergenang air menarik tikus, yang merupakan pembawa utama bakteri Leptospira penyebab leptospirosis.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Gejala Leptospirosis?

Segera periksa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, mata kuning, ruam kulit, atau diare, terutama jika pekerjaan Anda berhubungan dengan air yang berpotensi tercemar.

Lindungi Diri dari Leptospirosis

Leptospirosis ditularkan melalui urine tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bakteri ini masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka atau selaput lendir saat kontak dengan air yang tercemar. Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan kunci utama untuk mengurangi risiko penularan dan menjaga kesehatan kita bersama. Tetap waspada dan prioritaskan kesehatan!

Artikel terkait

Kenali Gejala Hipertensi Sebelum Terlambat
Batasi Gula dan Garam untuk Hidup Sehat
Atasi Aplikasi Android yang Force Close
Baterai HP Cepat Habis Meski Jarang Digunakan Solusi Mudah
Rahasia Hubungan Intim yang Sehat dan Bahagia
Revolusi Baterai Lithium-Sulfur Pengisian Super Cepat
Panduan Lengkap Intermittent Fasting untuk Pemula
Gigi Transmisi Manual Sulit Masuk? Ini Penyebab dan Solusinya
Lindungi Si Kecil dari Bahaya di Rumah
Tips Membedakan Oli Asli dan Palsu
Nikmati Durian Tanpa Risiko Kesehatan
Puncak Penuaan di Usia 44 dan 60 Tahun