- Puasa 24 Jam Sekali Seminggu (Eat-Stop-Eat)
- Puasa Selang-seling
- Puasa 16 Jam
- Puasa 12 Jam Sehari
- Puasa 2 Hari Seminggu (5:2)
- Metode Intermittent Fasting (IF) yang Paling Mudah?
- Manfaat Metode 16/8?
- Durasi Puasa Eat-Stop-Eat?
- Metode IF untuk Kalori Terbatas?
- Perbedaan Metode 5:2 dan Puasa Selang-seling?
- Kesimpulan
Diet Intermittent Fasting (IF) tengah populer sebagai metode penurunan berat badan. Banyak selebriti pun diketahui mengikuti metode ini, membuktikan daya tariknya yang cukup signifikan. Namun, penting untuk memahami berbagai metode IF dan memilih yang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing sebelum memulai.
Puasa 24 Jam Sekali Seminggu (Eat-Stop-Eat)
Metode Eat-Stop-Eat mengharuskan Anda berpuasa selama 24 jam penuh sekali seminggu. Anda dapat memulai puasa dari sarapan hingga sarapan berikutnya, atau dari makan siang hingga makan siang berikutnya. Di hari-hari lainnya, makanlah seperti biasa. Metode ini membatasi total kalori harian, tetapi tidak membatasi jenis makanan. Peringatan: Puasa 24 jam bisa melelahkan dan menyebabkan sakit kepala atau perubahan suasana hati. Cobalah metode puasa yang lebih pendek (12 atau 16 jam) terlebih dahulu.
Puasa Selang-seling
Pada metode ini, Anda berpuasa setiap hari selang-seling. Saat puasa, Anda bisa menghindari makanan padat atau membatasi asupan kalori hingga maksimal 500 kalori. Di hari berikutnya, makanlah sesuai kebutuhan. Perlu diingat, metode ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama yang memiliki kondisi medis tertentu, dan bisa sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
Puasa 16 Jam
Metode 16:8 atau diet Leangains ini mengharuskan Anda berpuasa selama 16 jam. Beberapa ahli menyarankan wanita memulai dengan puasa 14 jam dan secara bertahap meningkatkan durasi hingga 16 jam, sementara pria bisa langsung memulai dengan 16 jam. Metode ini mungkin cocok jika Anda sudah mencoba puasa 12 jam namun belum merasakan manfaatnya. Sebuah ulasan studi tahun 2022 menunjukkan metode ini bermanfaat untuk manajemen berat badan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan.
Puasa 12 Jam Sehari
Puasa selama 12 jam sehari relatif mudah dilakukan, terutama bagi pemula. Penelitian menunjukkan puasa 12-14 jam dapat mendorong tubuh membakar lemak sebagai energi, melepaskan keton ke dalam darah, dan membantu menurunkan berat badan. Anda bisa memanfaatkan waktu tidur untuk berpuasa, misalnya mulai puasa pukul 20.00 dan berbuka pukul 08.00. Anda tetap bisa mengonsumsi kalori harian yang sama.
Puasa 2 Hari Seminggu (5:2)
Metode 5:2 ini mengharuskan Anda makan normal selama lima hari dan mengurangi asupan kalori selama dua hari dalam seminggu. Pria disarankan mengonsumsi sekitar 600 kalori, dan wanita 500 kalori pada hari puasa. Sebaiknya pisahkan hari puasa, misalnya Senin dan Rabu.
Metode Intermittent Fasting (IF) yang Paling Mudah?
Metode intermittent fasting (IF) mana yang paling mudah diterapkan bagi pemula?
Metode puasa 12 jam sehari relatif mudah dilakukan, terutama bagi pemula. Anda bisa memanfaatkan waktu tidur untuk berpuasa.
Manfaat Metode 16/8?
Apa manfaat dari metode intermittent fasting 16/8 (Leangains)?
Sebuah ulasan studi tahun 2022 menunjukkan metode ini bermanfaat untuk manajemen berat badan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan.
Durasi Puasa Eat-Stop-Eat?
Berapa lama durasi puasa dalam metode Eat-Stop-Eat?
Metode Eat-Stop-Eat mengharuskan Anda berpuasa selama 24 jam penuh sekali seminggu.
Metode IF untuk Kalori Terbatas?
Metode IF apa yang membatasi total kalori harian?
Metode Eat-Stop-Eat membatasi total kalori harian, tetapi tidak membatasi jenis makanan.
Perbedaan Metode 5:2 dan Puasa Selang-seling?
Apa perbedaan utama antara metode 5:2 dan puasa selang-seling?
Metode 5:2 mengharuskan makan normal selama 5 hari dan mengurangi kalori selama 2 hari. Puasa selang-seling melibatkan puasa setiap hari bergantian, dengan hari puasa membatasi kalori hingga maksimal 500 kalori.
Kesimpulan
Terdapat berbagai metode Intermittent Fasting yang dapat dipilih, masing-masing dengan durasi dan intensitas yang berbeda. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai diet IF, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu. Selalu utamakan konsumsi makanan bergizi seimbang, dan pilih metode yang paling sesuai dengan gaya hidup dan kondisi tubuh Anda.